Daftar Blog Saya

Senin, 26 Desember 2011

Seorang Tukang Tambal Ban dan Almamaternya :)

seorang tukang tambal ban, dan almamaternya..
hmmm... dari dulu saya penasaran atas "mengapa banyaknya para sarjana yang berakhir dengan -lebih rendah dari yang seharusnya.."
dan sore hari ini, saya mendapatkan salah satu jawabannya..
let us see..

sore tadi, sebelum nganter memenk, namanya sebenarnya bagus : Melycha Age Vanovic Choirunnisa'. hehe. nganter pulang ke kontrakannya, kami kebanan atao motor yang kami tumpangi bannya bocor. tepatnya di sebelum masuk Jalan Magelang..
tiba-tiba motor oleng dan pasti ini bocor, seperti yang saya duga, tambal ban dekat situ, tidak ada yang buka, mungkin karena ini masih awal libur panjang.. hmmm, dan 3 tambal ban yang kami temui pun benar-benar tutup semua.
sampai pada akhirnya, ada satu tambal ban yang buka salah satu rol, rol kecilnya tepatnya itupun buka hanya setengah bagian.. akhirnya memenk ngetok-ngetok dan salam, dan saya pun masih sambil nyari2 tambal ban..tapi tak lama kemudian, memenk memanggil saya, alhamdulillah tukang tambal bannya bersedia memperbaiki..

yang saya temui, seorang bapak tukang tambal ban itu, ramah. dan suka cerita.
sampai pada tahap -gak tau tahap pada pada proses penambalan ini, sebut saja tahap pemanasan..hhe, yang mana proses ini membutuhkan beberapa waktu. nah bapaknya nanya, "mau pulang kemana mbak?" saya jawab kami hendak ke UGM, dan cerita mengalir, sampai pada kata-kata bapak yang cukup mengangetkan, bahwa beliau juga alumnus UGM akuntansi..hmm, dari sini, saya ingin mengorek-ngorek, apa gerangan yang membuat bapak ini mengambil arah hidup yang 180 derajat dari sebuah lingakaran, menjadi tukang tambal ban.

bapak ini, mengubah sudut pandangku.
ya, berdasar sudut pandanglah semua akan menjadi berbeda, sudut pandang mana yang akan kita pakai ketika melihat suatu fenomena, maka hal tersebut yang menjadi sikap kita untuk menyikapi keadaan. dan dari bapak ini saya belajar.
bapaknya cerita bahwa semua keluarga dan anaknya yang sudah kuliah, semua masuk ke UGM, universitas ternama di Yogyakarta ini, menjadi warisan tempat belajarnya keluarga besar bapaknya ini. subhanallah. beliau menceritakan juga, bahwa istri dan keluarga istri langganan menjadi mahasiswa universitas ternama itu.
dan apada aliran ceritanya, beliau mengatakan pernah bekerja di surabaya, di salah satu kantor ternama di Surabaya. tapi, yang membuat saya heran, beliau berhenti dari pekerjaannya, karena 'bosan kerja di atas meja'. loh, bukankah itu memang pekerjaan seorang akuntan? pikirku.
saya tanya alasannya beliau bosan, beliau menjawab ini semua masalah gajinya yang 'kalah ' dengan gajinya salah seorang pekerja yang tak berpangkat di perusahaan tersebut. berarti jawabannya tidak lain adalah, birokrasi suatu perusahaan yang ia tak sukai, dan memang beliau tidak suka bekerja duduk didepan meja. hemm, lucu ya, sebagian orang menginginkan posisi duduk santai kemudian mendapat gaji.
kemudian beliau memutuskan untuk berhenti dan angkat kaki dari perusahaan tersebut.

akhirnya bapak menjawab sebelum saya bertanya, tentang profesi yang dipilihnya.
beliau suka mekanik. dan hebatnya beliau belajar hal-hal mekanikal teknik dan otomotif secara otodidak. belajar sendiri. malah beliau cerita, karena keahliannya dalam hal mekanik sempat ditunjuk salah satu instansi teknik untuk mengajar course disana. dan mendapat kesempatan untuk mengikuti course mekanikal di Tangerang, belajar teknik dari orang asli Jepang. beliau pernah juga bekerja di PT Astra International. dan lagi-lagi karena sistem birokrasi yang beliau tidak suka dari orang cina, beliau memilih berhenti.
saya tanya lagi, mengapa memilih profesi ini, kenapa tidak mengajar atau semacamnya. beliau menjawab sambil senyum. " Ya, cuma faktor kesenangan aja mbak.". waduh, saya tambah bignung. sebegitunya alasannya, simple sekali.
tapi dari sini, saya mengerti bahwa, sesuatu yang dilakukan atas dasar senang dan menjiwai, hal itu lebih baik, dibanding, banyak tahun dan umur yang dihabiskan untuk sesuatu yang besar, tapi kita tidak menyukainya. namun bapak ini mengisyaratkan bahwa, suatu hal yang kecil, tapi dijiwai dengan kesenangan lahir dan batin hal ini lebih penting dari sebuah pekerjaan yang besar.
dan pikiranku mulai licik, 'maka untuk mahasiswa yang sekarang tengah kesusahan dan menderita baik batin maupun fisik, karena tuntutan jurusan yang dipilihkan oleh orang tuanya, maka bertahanlah, dan jika jiwamu tetap tidak pada jurusan yang dipilihkan oleh orang tua, maka, berbeloklah ketika kamu bersuami/beristri..hhe. pelajaran dari bapaknya tadi, beliau bilang ke calon istrinya, yang sama2 dari UGM jurusan filsafat, "tapi saya ambil mekanik lho." tapi istrinya pun tetap mau, dan menjadi seorang istri dari bapak tukang tambal ban beralmamater UGM.. pelajaran untuk belajar akan sebuah ketulusan menerima.

sampai berakhir pada, "nah, sudah kenal bapakkan? panggil aja pak Yanto, nanti sering kesini.." dan saya kaget ketika membayar, harganya sama dengan tambal ban sepeda onthel..hhe. makasih ya pak, harganya harga mahasiswa.. senangnya :)
dan ketika pamit, "Iya, hati2, Jangan banyak main ya." sambil bersenyum.  "Iya pak, Assalamu'alaikum..." jawab kami, senyum.
dijalan saya mendoakan bapak, agar usaha bengkelnya sukses melesat.. :)
......
mungkin bagi sebagian, tragedi ban bocor, menjadi hal yang menyebalkan dan merepotkan, namun, kita sebagai hambaNya, harus selalu berkhusnudzon, atau memakai kacamata positif untuk memandang suatu keadaan. pasti ada pelajaran yang bisa diambil. dan saya ingat akan suatu pesan ustadz saya Ustadz Nur Kholis, 'orang yang sukses adalah dia yang pandai membaca fenomena."karena belajar sesungguhnya adalah bukan di bangku sekolah dan kuliah. tapi ada di universitas kehidupan. ada di setiap moment yang Allah skenariokan untuk kita, dan hal tersebut bergantung dengan sikap apa yang akan diambil oleh sang manusia dalam menyikapinya. sekecil apapun fenomena tersebut. seperti kisah tambal ban dengan almamaternya ini. akanlah ia diambil menjadi sebuah pelajaran yang berharga atau sebagai angin lalu saja.. kita yang menentukan.

oke, selamat membaca fenomena kawan!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar