Daftar Blog Saya

Selasa, 14 Februari 2012

Di Duka Letusan Merapi

MERAPI  MERAPI

Gunung gunung mulai kompak
Menggetarkan Pungguk
Mendendangkan batuk
Lalu memuntahkan dahak
Sementara para pertapa tak secuilpun beranjak
Karena dzikirnya seiring detak
Namun di riuh ramai sesak
Dentuman berisik musik menghentak
Masih membuat lelap katarak
                                               (lupa sumbernya)


Siluet Merah Naga Merapi


Kamis, 4 November 2010 pukul 23.50

Suara gemuruh yang menggelegar mulai terdengar jelas dari luar rumah. Sebenarnya sejak sore hari suara gemuruh itu terdengar dari arah gunung Merapi, hanya kami bingung, karena saat itu bersamaan dengan mendung dan petir . Hingga kami sulit membedakan antara suara petir dan suara gemuruh dari gunung Merapi.
Malam itu dirumah, kami (saya-astrie, bulek (tanteku), eyang kakung dan eyang putri, sepupu saya dek Biyu dan dek Bita, serta kedua kakak perempuan saya), kami sengaja berkumpul di rumah eyang karena dalam beberapa hari terakhir kami rasa tidak aman berada di rumah, karena kami ditinggal abah dan ummi pergi haji, sedangkan kondisi mencekam seperti ini. Selama tiga hari sebelumnya kami sudah merasakan, agaknya Merapi ingin menunjukkan dirinya yang sebenarnya.
Kami bersama dalam kondisi dan perasaan yang waswas sedari habis maghrib hingga malam pukul sebelasan. Kami tidak bisa memejamkan mata karena suara gemuruh yang beruntutan dan tiada habisnya, yang terdengar semakin jelas sampai kaca jendela ikut bergetar, sambil  terus memantau kondisi Merapi dari televisi, berusaha terus update.
Suasana semakin mencekam, terdengar hujan yang keras sekali, suara di gentingnya tidak seperti hujan biasa. Dan baru kami sadari bahwa ini hujan kerikil.. Laa haula walla quwwah illa billah..
Datang kemudian sepupu saya yang laki dari rumahnya yang tidak jauh dari rumah eyang, menginstruksikan kami semua untuk segera mengungsi. Sembari bulek saya mengeluarkan mobil, kami berkemas-kemas membawa barang (baju) seperlunya dan langsung memasukkannya ke dalam mobil, serta mematikan barang- barang yang berkaitan dengan listrik.
Dengan berbekal kalimat yang mengagungkan asmaNya, kami mengungsi (belum mempunyai tujuan yang pasti). Saat itu langit memerah, kami lihat ke puncak Merapi arah utara, langit yang memerah itu adalah dari pancaran cahaya lahar Merapi. Malam itu, Merapi benar-benar meletus..
 Kami berhenti disuatu rumah untuk mengisi bensin, kami tidak sempat mengisinya di POM. Ketika kami membeli bensin, banyak sekali warga yang ingin menumpang, dan semua asal masuk, sampai pintu mobil belakang tidak bisa ditutup. Kami memaklumi, dalam kondisi seperti ini, semua ingin menyelamatkan diri. Namun kami akhirnya mengambil keputusan, kami tolong dulu sesepuh, atau orang yang sudah tua untuk masuk mobil, sedangkan yang lain bulek menginstruksikan untuk masuk ke truk, yang saat itu sudah mulai banyak berdatangan truk pengungsian. Kondisi dalam mobil sangat sesak dan  penuh orang.. Lagi-lagi hanya laa haula wa laa quwwata illa billah.. 
Dalam perjalanan untuk mengungsi dengan tanpa tujuan itu, ditangan saya masih ada buku Farmasetika. Ya, saat itu Mid semester satu baru berlangsung dua hari.

Jumat, 05 November 2010 00:04
Layar handphone saya menunjukkan kami sudah berganti hari. Tapi kegentingan malam itu belum berganti dan kekacauan malam itu belum bergeming..
Suasana setelah keluar dari kampung Klegung, Turi, hujan lumpur terjadi. Lumpur itu berupa campuran hujan air dan serpihan material dari Merapi. 
Di saat seperti ini, Allah masih dan tetap Maha Pemurah, jika hujan ini tanpa hujan air, betapa panasnya material-material itu, yang pasti akan membakar semua benda yang dijatuhinya. 
Hawa panas, suasana sesak dan sulit bernafas. Dan tidak hanya itu, lumpur itu juga menutupi seluruh kaca mobil depan hingga bulek saya harus menongokkan kepalanya keluar jendela mobil, untuk tetap bisa melihat jalan. Jarak pandang hanya satu meter untuk bisa melihat jalan depannya. 
Dan saya temukan pahlawan kala itu, bulek saya. Dengan kondisi kepala yang harus keluar jendela mobil seperti itu, terkena material lumpur yang panas, meski pakai kerudung, mukanya bagaimana?? Saya hanya bisa mendoakannya dan meminjamkan kacamata saya kepada beliau, berharap dapat melindungi matanya. 
Ditengah perjalanan, mbak Arni, kakak sepupu saya sms agar mengungsi ke Godean saja, rumah bude saya. Arah yang menjauhi Merapi..
Setelah berjalan kira-kira 500 meter, sampai di pertigaan kampung Gatak, yang menuju ke arah jalan raya. Suasana semakin panik, kendaraan berlomba-lomba untuk mengungsi, untuk menyelamatkan diri, terdengar juga sebuah trafo meledak, kami makin kesulitan untuk menyeberang jalan, karena listrik mati, yang ada hanya lampu-lampu kendaraan. Saat itu sudah mulai ramai bantuan berdatangan, truk-truk besar, ambulans, dan pemadam kebakaran sudah memenuhi jalan menuju karah yang lebih dekat dengan Merapi. Dengan disertai suara sirene yang membuat suasana malam itu bertambah genting. Tak lama kemudian kami bisa menyeberang. Dan tak disangka mobil kami ditabrak dari arah belakang, keras hingga semua yang berada didalamnya kaget , mencari tahu yang menabrak adalah suatu hal yang bodoh untuk dilakukan dalam kondisi seperti ini. Kami hanya mampu beristighfar. Panik, bunyi klakson saling sahut-menyahut, juga teriakan minta tolong, teriakan minta tumpangan..Allahu rabbiii....
Tak pernah sebelumnya mengalami peristiwa yang begitu mencekam batin dan jiwa, peristiwa yang membuat diri ini sadar akan Kemaha dasyatan Rabb Tuhan semesta alam..
Akhirnya karena jarak pandang hanya satu meter saja, bulek saya mengambil kebijakan untuk berhenti dan menyingkir ke pinggir jalan. Kami terus melantunkan kalimat ampunan kepada Allah. Astaghfirullah adzim, laa haula wa laa quwaata illa billahil aliyil adhim.. Berikan kami selalu perlindungan serta ampunan Mu..
Selang beberapa menit setelah berhenti, abah telfon dari Makkah, dan langsung menanyakan keadaan kami. Kami bilang akan segera mengungsi dan meminta doa dari Baitullah. Baru kami sadari, dalam hitungan setengah jam berita meletusnya Merapi sudah tersebar luas ke dunia..




Kemurahatian Allah, kami selamat..

Alhamdulillahirabbil alamin. 
Kami diberi perlindungan oleh Allah. Kami selamat. Mengungsi di Godean tempat bude saya tinggal,saya beserta keluarga besar dari abah. Selama 15 hari kami mengungsi, cukup lama. Terhitung dari 5 - 20 November 2010.  Karena proses pengurangan jarak aman baru diumumkan setelah 15 hari kami mengungsi, tanda dan allowing lampu hijau untuk menempati kampung kami kembali. Sedangkan warga kampung Klegung semuanya di alokasikan untuk menempati pengungsian di Sidoluhur Godean. Ada juga yang harus dipindahkan dari stadion Maguwoharjo yang saat itu menjadi sentral pengungsian warga korban letusan Merapi.
Tragedi letusan Merapi kali, tergolong letusan besar setelah letusan  Merapi tahun 1930. Merenggut 277 nyawa dan lainnya terkena luka bakar baik dari 30 %- 90 % tubuhnya. Yang menjadi pokok perhatiannya adalah mayoritas warga Merapi khususnya Harjobinangun Pakem, Magelang dan Klaten  daerah lereng, mereka kehilangan rumah, ternak,  ladang dan sawah mereka, dengan kata lain mereka kehilangan mata pencaharian utama mereka sebagai penghuni kesuburan gunung Merapi.
 
relawan dan pengungsi berusaha mencari
korban yang masih terjebak 
Apa hikmahnya?
Mata dunia kala itu tertuju pada satu titik ; korban Merapi. Seluruh dunia. Menyumbangkan apa yang mereka bisa bantu. Jepang, Australia, Amerika, adalah negara dengan sigap dan cepat membantu menerjunkan tentaranya untuk pengurusan pencarian korban yang masih ada. Negara lain membantu dalam bentuk pangan sandand serta material. Tentu hikmahnya dengan adanya bencana ini, dunia menjadi peduli, dan ingin berkontribusi semampunya untuk meringankan korban letusan Merapi, sehingga melahirkan sikap-sikap peduli dan ingin berbagi kepada sesama.
Hikmah keduanya kami mengerti bahwa, sudah bertahun-tahun kami warga Merapi menuai kesuburan dan kelestarian dari Gunung merapi, sudah saatnya Merapi mengistirahatkan kita dari kesuburannya, agar manusia kembali mengerti bahwa ; alam ada yang memiliki dan mengatur. Siklus pemanfaatan dari fasilitas yang Allah berikan sedang diistirahatkan, untuk membuktikan kemaha kuasaan Sang Maha Pencipta. Dan pasti masih banyak lagi hikmah yang belum terungkap dari tragedi ini




Bumi Merapi luluh lantak

satu lagi puisi untuk Merapiku,



Wirid Merapi


Ya Allah, jadikanlah
Debu abu ini pemutih mata hati
Lava pijar ini selimut penghangat jiwa
Awan panas ini membakar kepongahan kami
Tangis ribuan pengungsi pembuka pintu nurani
Dan rasa pedih ini sayatan pada nafsu-nafsu kami


Subhaanaka Ya Allah
Malam ini terasa begitu panjang
Aku terguguk sendiri dalam sunyi
Biarlah aku peluk Merapi disini
Biarlah kurengkuh hawa abumu kini
Dan kulempar untuk membakar langit
Dalam doa dan wirid hidayat jati.


(Jogja-Semarang 2010 Oleh Edi Sst)






Bersama keluarga, sebulan pasca letusan : Dan Merapi tetap gagah



Untuk melihat foto-foto ekslusif saat Erupsi Merapi : http://www.boston.com/bigpicture/2010/11/mount_merapis_eruptions.html

(Astrie Mifta. November 2010. Untuk mengenangmu Merapi, sekelumit kisah ini terrangkai. Agar bisa dikenang sampai ke anak-cucu dan generasi berikutnya. Feelings when writing this story air mata ini tak terbendung lagi, mengagumi kemaha kuasaanMu.)
Cerita ini diterbitkan oleh Sidoluhur Community Rescue and Care, sebuah buku kenangan untuk Merapi.


Kamis, 09 Februari 2012

Coin For Palestine : Pembangunan Rumah Sakit Indonesia untuk Palestina

Bismillahirrahmanirrahim..
  Desain Rumah Sakit Indonesia untuk Palestina

Dibidani oleh dr. Joserizal Jurnalis, SpBO dan Tim MER-C, gagasan untuk membangun Rumah Sakit Indonesia untuk Palestina dimulai. Mengingat rumah sakit Gaza dengan kapabilitasnya yang kurang untuk menampung korban pada serangan agresi militer yang dilakukan oleh Israel beberapa tempo lalu. Maka Tim MER-C menjembatani para dermawan Indonesia yang akan menabung dan berinvestasi untuk akhiratnya melalui program pembangunan RSI, Rumah Sakit Indonesia di Gaza ini.

Rumah Sakit Indonesia untuk Palestina. Begitu nama yang dipakai untuk pendirian RS di Gaza. Nama ini dipakai sebagai bentuk silaturahim rakyat Indonesia untuk warga Palestina. Dan membuktikan bahwa ada persaudaraan terjalin antara Indonesia dan Palestina.

Letak Rumah Sakit..

www.mer-c.org
Dari kejauhan RSI Gaza berbentuk segi delapan seperti Qubbah Sakhra di Masjid Al Aqsha. berdiri tegak diantara bangunan-bangunan lainnya di Bait Lahiya, Gaza Utara. Pemerintah Palestina telah mewakafkan tanah seluas 165.261 meter persegi atau 165 hektar tanah untuk pembangunan RSI ini. Dan telah ditugaskan relawan MER-C sebanyak 6 orang untuk berada di Gaza untuk mengawal pembangunan RSI. Letaknya memang berada di dekat perbatasan antara Indonesia dan Palestina yang melawan arogansi dan kebiadaban Israel terhadap bangsa Palestina. Pada kesempatan dalam penggalangan dana dan bedah buku JJSD (Jalah Jihad Sang Dokter) pada 5 Februari lalu, saya bertanya tentang keberadaan pembangunan RSI ini. Saya berdoa agar  rumah sakit ini cepat terrealisasikan dan dapat bertahan lama keberadaannya agar kemanfaatannya selalu mengalir, tetapi dengan letak yang sangat strategis dari letak bangsa Israel itu, bagaimana jika terjadi serangan dan agresi militer kemudian hari? Lalu dr Jose tersenyum dan menjawab : Wa makaruu wa makarallahu wallahu khairul maakiriin. Dan mereka membuat makar dan sebaik-baik pembuat makar adalah Allah. Asal diniatkan untuk kebaikan dan misi untuk kemanusiaan, biar Allah yang mengatur. Kalau Allah takdirkan untuk tidak roboh pasti tidak roboh, kalau Allah takdirkan untuk roboh tanpa melalui serangan Israel, maka Allah akan berbuat. Tugas kita adalah niat dan berikhtiar. Dan ikhtiar itu diwujudkan dengan tombok yang di cor beton setebal 30 cm, harapannya jika ditembak tidak tembus senapan. Dan arsitek yang dipilih untuk pembangunan ini adalah putra-putra terbaik Indonesia.

Jika Indonesia punya Masjid Istiqlal di Bosnia yang dibangun oleh Soeharto, maka saat ini Indonesia punya Rumah Sakit yang dibangun oleh kekuatan rakyat, yang dibangun oleh rasa persatuan, solidaritas dan cinta rakyat Indonesia kepada rakyat Gaza. Rumah sakit ini dibangun murni dari uang rakyat Indonesia, dan tidak sepeserpun merupakan bantuan dana dari asing dan pemerintah (Ingat pemberitaan beberapa bulan yang lalu, dr Jose bilang ; SBY ingkar janji untuk pembuatan RS Indonesia di Gaza).

Kontribusi adalah implementasi dari sebuah kepedulian..

Seperti dipaparkan oleh dr. Jose di Masjid kampus UNY, merupakan suatu kebanggaan mampu mendirikan sebuah RS Indonesia untuk Palestina, dilihat dari segi kemanfaatan nantinya. Dikatakan juga oleh dokter Jose, rumah sakit ini akan menjadi rumah sakit terbesar di Gaza dari segi bangunannya. Lalu mengapa RS  ini dinamakan Rumah Sakit Indonesia ?, berikut alasannya :
1. Karena seluruh dananya berasal dari masyarakat Indonesia.
2. Rumah Sakit ini kita harapkan bisa menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina.
3. Dengan nama dan keberadaan RS ini kita ingin memberi pesan bahwa di tanah Palestina ada aset sumbangan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina.

Sementara itu, proses pembangunan RSI sampai saat ini sampai pada pembangunan tahap 1 yang hampir selesai 80% per Februari 2012. Ini baru tahap satu. Yang rencananya akan diselesaikan dengan tahap ketiganya..


www.mer-c.org                                                                         
Beliau optimis rumah sakit ini mampu berdiri sesuai rencana, dengan 250 juta penduduk Indonesia yang mayoritas muslim. Malah beliau menganggap adalah suatu tantangan untuk beliau. Dan merasa malu jika impian mulia ini tak sanggup terrealisasikan.

Dana yang dibutuhkan untuk pendirian rumah sakit total:      Rp. 30      Milyar
Dana yang telah masuk (Oktober 2011)                          :      Rp. 17,4   Milyar
Dana yang kekurangan                                                  :      Rp. 12,6   Milyar*
*tidak termasuk alat kesehatan

Salurkan dukungan dan bantuan anda di :
Bank Syariah Mandiri (BSM)  : Cabang Kramat
Acc. No. 009.0121.773
Bank Central Asia (BCA)       : Cabang Kwitang
Acc. No. 686.0153678
a.n Medical Emergency Rescue Committee
atau untuk warga Jogja bisa langsung menyumbangkan ke
Sekretariat MER-C Yogyakarta  : Jl. Monjali No. 16 C, Nandan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
Telp : 0274 7430803

info lebih lanjut :
facebook                    : RSIndonesia
twitter                        : @RSIndonesia
BBM                          : 2833C66D
website resmi MER-C : www.mer-c.org

Oke, kawan2 saatnya berinvestasi untuk akhirat kita :) .
langkah kita sebagai mahasiswa, untuk tetap membantu saudara-saudara kita di Palestina, setidaknya ada tiga hal :
1. Menginformasikan berita ini kepada saudara-saudara kita.
2. Berkontribusi baik materill atau non materiil.
3.Mendoakan untuk kebaikan warga Palestina dan proses pembangunan RSI.

Silahkan di share kan ke teman2, orang tua, budenya pakdenya, embahnya, dan orang2 sekitar kita, agar hadirnya muslim Indonesia mampu menjadi pelipur lara atas kesedihan yang dialami warga Gaza. Untuk melihat video pembangunan RSI silahkan visit : 
http://www.youtube.com/watch?v=gDU7OSYvW_U&context=C3215bfbADOEgsToPDskKjB4JYFxEf53IBipZWzar9

Kontribusi merupakan sebuah implementasi dari kepahaman akan sebuah kepedulian. :)




Best & Sincere Affection
Astrie Mifta.2012.


SOURCE :